Pendekatan Elastisitas terhadap Neraca Pembayaran

Nilai mata uang suatu negara tergantung pada ekonomi keseluruhan negara tersebut. Ini termasuk manufaktur, investasi asing, lapangan kerja, neraca perdagangan, dan banyak indikator ekonomi lainnya. Semua transaksi yang dilakukan negara dengan negara lain mewakili bagian dari neraca pembayaran. Ekonom menggunakan berbagai alat untuk menganalisis dan menghasilkan metode untuk meningkatkan, mengurangi, dan menyeimbangkan perdagangan antar negara.
Apa itu Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan indikator ekonomi yang digunakan untuk menentukan stabilitas ekonomi dan politik suatu negara. BOP mengukur barang dan jasa, neraca perdagangan dan impor dan ekspor keuangan antara satu negara dan seluruh dunia selama periode waktu tertentu. BOP membandingkan semua impor dan ekspor, termasuk transaksi keuangan, dan membandingkan perbedaan moneter antara transaksi. Jika suatu negara memiliki BOP positif, itu berarti negara tersebut memiliki lebih banyak uang yang berasal dari perdagangan internasional kemudian keluar. Di sisi lain, BOP negatif mengindikasikan suatu negara memiliki lebih banyak uang yang mengalir melalui perdagangan internasional kemudian masuk.
Apa itu Elastisitas?
Elastisitas mewakili daya tanggap. Dalam ekonomi, elastisitas menentukan bagaimana permintaan berubah ketika Anda mengubah sesuatu tentang suatu produk atau layanan. Dalam kebanyakan kasus, konsep elastisitas menunjukkan bagaimana permintaan suatu produk atau jasa akan berubah sebagai akibat kenaikan atau penurunan harga. Pendekatan elastisitas terhadap neraca pembayaran menunjukkan bagaimana perubahan dalam nilai mata uang mempengaruhi neraca pembayaran suatu negara.
Pendekatan Elastisitas
Pendekatan elastisitas mencoba untuk memprediksi hasil perubahan kebijakan pada neraca pembayaran. Sebagai contoh, pendekatan ini menggambarkan bagaimana nilai tukar akan mempengaruhi keseimbangan. Lebih lanjut, pendekatan elastisitas mengasumsikan bahwa jika BOP berada dalam ekuilibrium, devaluasi dapat meningkatkan neraca pembayaran. Namun, agar devaluasi berfungsi dengan baik, total elastisitas harga permintaan domestik dan asing untuk impor harus meningkat. Ketika suatu negara mendevaluasi mata uang, ia meningkatkan keseimbangan pembayaran dalam kondisi ideal. Kondisi ideal ini dikenal sebagai kondisi Marshall-Lerner.
Kondisi Marshall-Lerner
Dinamakan setelah ekonom Inggris Alfred Marshall dan ekonom Rumania Abba Lerner, Marshall-Lerner Condition menyatakan bahwa devaluasi mata uang pada akhirnya akan meningkatkan neraca pembayaran. Namun, untuk mencapai peningkatan dalam BOP ini, jumlah elastisitas permintaan untuk impor dan ekspor harus meningkat. Ketika suatu negara mendevaluasi mata uangnya, harga ekspor akan menurun. Ini, secara teori, akan meningkatkan permintaan untuk ekspor ini. Namun, untuk meningkatkan permintaan terjadi, produk yang diekspor harus produk elastis.