Uang Tunai vs Barang Berwujud
Meskipun banyak model bisnis menawarkan insentif sehingga karyawan meningkatkan penjualan, ada perdebatan mengenai jenis hadiah yang lebih efektif: uang tunai atau barang berwujud seperti pemutar MP3 atau hadiah lain yang dianggap sebagai barang mewah. Setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Meredakan
Salah satu keuntungan utama menawarkan uang tunai adalah bahwa uang itu relatif sederhana. Bonus tunai yang diperoleh melalui program insentif dapat dibayarkan melalui sistem penggajian reguler, dan tidak memerlukan upaya ekstra dari pihak manajemen. Di sisi lain, bisnis yang berencana untuk menawarkan barang berwujud harus terlebih dahulu memutuskan barang atau barang yang paling mungkin memikat karyawan mereka, dan kemudian harus keluar dan membelinya.
Likuiditas
Keuntungan utama lain dari hadiah uang tunai adalah bahwa ia memiliki likuiditas besar: semua orang membutuhkan uang, dan semua orang melihat lebih banyak uang sebagai hadiah. Jika Anda menawarkan barang berwujud sebagai hadiah, Anda berisiko bahwa sebagian karyawan Anda sudah memiliki salah satu barang itu atau tidak menginginkan barang itu.
Banding Emosional
Salah satu keuntungan utama dari barang-barang nyata adalah bahwa barang-barang tersebut lebih mungkin menimbulkan respons emosional dari karyawan daripada uang tunai. Lebih mudah untuk memvisualisasikan diri Anda mendengarkan iPod baru yang mengkilap itu daripada apa yang akan Anda lakukan dengan bonus $ 150 itu. Benda berwujud yang terkait dengan kemewahan sangat efektif, karena uang sering dianggap sebagai sesuatu yang fungsional yang memungkinkan Anda membayar sewa.
Dapat dibenarkan
Peneliti Scott A. Jeffrey dan Victoria Shaffer mencatat bahwa benda berwujud seringkali lebih menarik bagi karyawan karena lebih mudah dibenarkan. Sedangkan penerima $ 150 mungkin melihatnya sebagai tidak bertanggung jawab untuk membeli sendiri iPod daripada menyisihkan uang untuk masa pensiun, tenaga penjualan yang memenangkan iPod hanya akan menggunakan dan menikmatinya.
Garis bawah
Studi menunjukkan bahwa barang berwujud lebih efektif daripada uang tunai ketika datang untuk memunculkan peningkatan kinerja karyawan. Sebagai contoh, Profesor Dan Ariely dari Duke University melaporkan bahwa sebuah studi Goodyear menemukan bahwa satu kelompok karyawan perusahaan ban menawarkan barang-barang nyata karena insentif mengungguli yang lain menawarkan hadiah tunai sebesar 46 persen. Demikian pula, sebuah studi tahun 2011 oleh Scott Jeffrey dan Gordon Adomza menunjukkan bahwa karyawan berpikir lebih banyak tentang hadiah yang nyata daripada yang mereka lakukan tentang hadiah uang tunai.