Apa Saja Kelemahan Manajemen Strategis?

Manajemen strategis melibatkan rencana jangka panjang dan tujuan yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan, meningkatkan peluang, dan mencapai keunggulan kompetitif. Meskipun ada banyak keuntungan untuk manajemen strategis, seperti mengurangi resistensi terhadap perubahan dan mempromosikan kolaborasi, ada juga kelemahannya. Proses manajemen strategis itu rumit, memakan waktu, dan sulit diimplementasikan; dibutuhkan perencanaan yang terampil untuk menghindari jebakan.
Proses yang Kompleks
Manajemen strategis melibatkan penilaian berkelanjutan terhadap komponen-komponen penting, seperti lingkungan eksternal dan internal, tujuan jangka pendek dan jangka panjang, struktur organisasi, dan kontrol strategis. Komponen-komponen ini saling terkait, sehingga perubahan dalam satu komponen dapat mempengaruhi area lain.
Misalnya, dalam penurunan ekonomi, perusahaan mungkin perlu mengurangi tenaga kerjanya. Faktor eksternal, yaitu ekonomi yang buruk, mengubah lingkungan internal, yang merupakan jumlah orang yang dipekerjakan. Kemudian, perusahaan mungkin perlu meninjau tujuan dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Semua faktor ini pada akhirnya memengaruhi manajemen, kepemimpinan, dan sistem struktural perusahaan, yang berpengaruh pada pengambilan keputusan.
Membuang-buang waktu
Manajer menghabiskan banyak waktu mempersiapkan, meneliti, dan mengkomunikasikan proses manajemen strategis, yang dapat menghambat operasi sehari-hari dan berdampak negatif pada bisnis. Misalnya, manajer dapat mengabaikan masalah sehari-hari yang membutuhkan resolusi, dan secara tidak sengaja menyebabkan penurunan produktivitas karyawan dan penjualan jangka pendek. Ketika masalah tidak diselesaikan secara tepat waktu, pergantian karyawan yang lebih tinggi dapat terjadi. Ini bisa memaksa perusahaan untuk mengarahkan kembali sumber daya kritis, menempatkan inisiatif manajemen strategis di jalur yang salah.
Sulit Diimplementasikan
Proses implementasi membutuhkan rencana yang dikomunikasikan dengan jelas, dilaksanakan dengan cara yang membutuhkan perhatian penuh, partisipasi aktif, dan akuntabilitas tidak hanya para pemimpin perusahaan, tetapi juga dari semua anggota di seluruh organisasi. Manajer harus terus mengembangkan dan meningkatkan sinergi di antara karyawan untuk memastikan dukungan dan mendapatkan dukungan untuk tujuan dan misi perusahaan. Ada contoh di mana ini bisa menjadi sangat menantang. Misalnya, jika seorang manajer terlibat dalam proses perumusan strategi, tetapi tidak sama-sama terlibat dalam proses implementasi, ia pada gilirannya mungkin tidak merasa bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
Membutuhkan Perencanaan yang Terampil
Meskipun rencana strategis membantu mengurangi ketidakpastian dalam memenuhi tujuan jangka panjang, proses perencanaan itu sendiri memberikan peluang untuk salah langkah. Organisasi perlu mengantisipasi masa depan, yang melibatkan berbagai tingkat perubahan serta risiko. Untuk menghindari jebakan, manajer perlu memiliki keterampilan yang tepat untuk merencanakan strategi dan mengurangi faktor risiko. Sebagai contoh, manajer harus memantau serta mengembangkan rencana kontinjensi bisnis untuk mengatasi kemungkinan perubahan di masa depan di lingkungan eksternal, seperti kondisi pasar, kekuatan kompetitif, dan faktor ekonomi yang dapat berdampak negatif terhadap bisnis.