Disiplin Vs. Coaching di Tempat Kerja
Ketika seorang manajer menggunakan kebijakan disiplin perusahaan, masalah antara manajer dan karyawan menjadi proses formal. Pembinaan manajerial menawarkan alternatif untuk disiplin yang berupaya membuat karyawan terlibat aktif dalam mengatasi setiap tantangan. Disiplin dan pembinaan formal dapat memiliki berbagai efek di tempat kerja, dan seorang manajer perlu memahami apa perbedaan itu untuk menentukan pendekatan mana yang terbaik.
Kepemilikan
Menggunakan prosedur disipliner perusahaan untuk mengatasi masalah karyawan menempatkan kepemilikan masalah pada manajer dan departemen sumber daya manusia. Karyawan akan diminta untuk bereaksi terhadap tindakan apa pun yang diambil oleh manajer dan kelompok sumber daya manusia. Pendekatan pelatihan menempatkan kepemilikan masalah dengan manajer dan karyawan. Setiap proses penyelesaian dibuat antara manajer dan karyawan dan menjadi tanggung jawab karyawan untuk menemukan cara untuk menyelesaikan masalah di bawah bimbingan manajer.
Kesempatan
Pendekatan pelatihan untuk menjadi manajer sering memandang konflik atau tantangan karyawan sebagai peluang bagi manajer dan karyawan untuk belajar bagaimana meningkatkan hubungan mereka. Pelatih melihat masalah inti yang dapat menyebabkan masalah dan bekerja dengan karyawan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Tindakan disipliner berikut menangani kegiatan yang bermasalah tetapi seringkali tidak sampai ke akar masalahnya. Ini bisa menjadi peluang yang hilang untuk membantu menyelesaikan masalah karyawan yang lebih dalam, yang dapat menciptakan anggota staf yang lebih produktif jika ditangani.
Hubungan
Hubungan manajer-karyawan penting dalam menciptakan tempat kerja yang produktif. Pelatih mencoba bekerja dengan karyawan mereka untuk meningkatkan kinerja karyawan dan menemukan alasan yang mendasari mengapa konflik ada. Proses interaktif semacam ini dapat bekerja untuk meningkatkan hubungan manajer-karyawan. Jika seorang manajer beralih ke tindakan disipliner resmi tanpa berusaha berinteraksi dengan karyawan, maka itu dapat merusak dinamika manajer-karyawan dan membuat divisi yang menghasilkan penurunan moral, kehilangan produktivitas, dan peningkatan pergantian karyawan.
Penyimpanan
Coaching cenderung menciptakan tempat kerja berdasarkan hubungan aktif antara manajer dan karyawan. Jika karyawan memiliki masalah, pelatih telah menjelaskan bahwa mereka dapat datang ke pelatih untuk menyelesaikan masalah tersebut. Manajer yang beralih ke tindakan disipliner perusahaan cenderung menciptakan lingkungan tempat kerja yang tidak memiliki hubungan yang membina. Karyawan cenderung mengembangkan rasa loyalitas kepada manajer yang hanya mengandalkan tindakan disipliner dibandingkan dengan pelatih yang mengundang masukan karyawan.