Konflik Pemasaran Horisontal & Vertikal
Konflik pemasaran horizontal dan vertikal melibatkan ketidaksepakatan di antara bisnis dalam saluran pemasaran. Saluran pemasaran adalah bagaimana suatu produk bergerak dari produsennya ke konsumen. Saluran memiliki tahapan, atau level yang berbeda. Biasanya, level pertama saluran adalah pabrik. Tingkat kedua adalah pedagang grosir yang membeli sejumlah besar produk untuk dijual ke toko-toko ritel, yang menempati tingkat ketiga dan terakhir. Ketika anggota saluran tidak setuju tentang metode atau tujuan, konflik terjadi kemudian.
Konflik Horizontal
Konflik horizontal mengacu pada ketidaksepakatan di antara dua atau lebih anggota saluran pada tingkat yang sama. Sebagai contoh, misalkan sebuah pabrik mainan memiliki kesepakatan dengan dua grosir, masing-masing dikontrak untuk menjual produk ke pengecer di berbagai daerah. Jika satu pedagang grosir memutuskan untuk mem-cabangnya operasinya ke wilayah pedagang grosir lainnya, akan timbul konflik. Jika pabrikan mainan itu tidak membantu menyelesaikan masalah, urusan bisnisnya dengan pedagang grosir - dan juga pengecer hilir - mungkin dalam bahaya.
Konflik Vertikal
Konflik vertikal melibatkan perselisihan antara dua anggota saluran pada tingkat yang berurutan. Misalnya, jika produsen mainan menemukan produknya tiba di toko-toko eceran lebih lambat dari yang dijadwalkan, konflik mungkin timbul antara produsen dan pedagang besar yang bertanggung jawab untuk pengiriman ke pengecer. Pada saat yang sama, toko-toko eceran mungkin bertentangan dengan pedagang grosir karena ketidakmampuannya untuk mengirimkan produk tepat waktu.
Konflik Multisaluran
Konflik multikanal mengacu pada ketidaksepakatan di antara anggota dalam saluran pemasaran terpisah. Meskipun tidak sepenuhnya horizontal maupun vertikal, konflik ini dapat memengaruhi semua anggota setiap saluran. Sebagai contoh, misalkan pabrik mainan berpartisipasi dalam dua saluran pemasaran. Pada saluran pertama, produsen menjual produknya langsung ke konsumen melalui situs resminya. Pada saluran kedua, produsen menjual produknya ke pedagang grosir untuk dijual kembali ke pengecer. Jika situs web produsen mainan menjual produk dengan harga yang jauh lebih rendah daripada toko ritel, penjualan di saluran kedua akan anjlok. Konflik yang dihasilkan akan memerlukan beberapa solusi yang berfungsi untuk kedua saluran.
Pertimbangan
Tidak ada resep sederhana untuk menghindari konflik saluran. Bahkan, konflik hanya dapat diminimalkan, tidak dihindari, menurut buku "Manajemen Pemasaran, " oleh Rajan Saxena. Pendekatan yang paling efektif bagi pemilik bisnis adalah mendekati manajemen saluran dengan transparansi dan keinginan untuk menemukan kompromi yang bekerja untuk semua anggota dari berbagai saluran yang menjadi tempatnya.