Elemen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter suatu negara dapat digunakan oleh pemerintah untuk banyak tujuan seperti menstimulasi ekonomi yang lemah, mendinginkan inflasi, atau mendorong sektor dan industri tertentu. Kebijakan moneter berdampak pada semua bisnis di negara ini, bahkan yang terkecil, karena suku bunga dan nilai tukar dipengaruhi oleh kebijakan tersebut.
Suku bunga
Federal Reserve adalah bank sentral di Amerika Serikat dan meminjamkan uang ke seluruh sistem perbankan. Bank-bank kemudian meminjamkan uang kepada individu dan perusahaan. Jika pemerintah ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, itu akan mengurangi tingkat bunga yang dibebankan bank, yang kemudian mengurangi tingkat yang mereka tetapkan pada pelanggan mereka. Suku bunga yang lebih rendah memacu pertumbuhan bisnis, pembelian rumah, dan konsumsi umum. Jika ekonomi menjadi terlalu terstimulasi dan inflasi masuk, Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga untuk mengendalikan pengeluaran. Ketika suku bunga naik, bisnis memiliki waktu yang lebih sulit meminjam untuk pertumbuhan dan ekspansi.
Nilai Tukar Mata Uang Asing
Dengan meningkatkan suku bunga yang dibebankan ke bank, Federal Reserve juga meningkatkan permintaan oleh investor asing untuk produk dan investasi AS. Arus kas masuk bersih ke negara ini dapat meningkatkan nilai tukar mata uang asing relatif terhadap mata uang lainnya. Ini bisa baik atau buruk untuk masing-masing perusahaan, tergantung pada apakah mereka importir bersih atau eksportir. Bahan baku dan pasokan yang dibeli dari negara lain akan lebih murah tetapi pendapatan dalam mata uang asing akan turun.
Suplai uang
Federal Reserve memiliki kendali atas pasokan uang di pasar modal. Cadangan dapat mengubah jumlah uang beredar dengan dua cara: dengan mengubah jumlah uang yang tersedia untuk bank-bank anggotanya dan dengan menambah atau mengurangi rasio cadangan yang diperlukan. Rasio cadangan adalah jumlah uang tunai dan aset jangka pendek yang diperlukan oleh Federal Reserve agar bank tetap ada dibandingkan dengan uang yang mereka pinjamkan. Rasio yang lebih tinggi berarti bahwa bank akan memiliki lebih sedikit dana yang tersedia untuk dipinjamkan. Ketika uang mengalir dengan bebas, ekonomi berkembang. Ketika pasokan uang ketat, ekonomi berkontraksi, yang dapat merugikan bisnis saat mereka mencoba meminjam uang untuk membiayai operasi.
Kebijakan Peminjaman
Pemerintah juga dapat merangsang pinjaman konsumen dengan menjamin pinjaman bank. Dalam masa resesi, bank enggan meminjamkan kepada siapa pun kecuali peminjam yang paling stabil secara finansial. Untuk memacu pinjaman dan pertumbuhan bisnis, pemerintah dapat turun tangan dan menjamin kepada bank bahwa mereka akan mendapatkan kembali uang mereka. Ini dilakukan melalui Administrasi Bisnis Kecil dan lembaga lainnya.