Apa Empat Ukuran Pelatihan yang Berbeda dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia?
Model pelatihan empat tingkat pada awalnya dikembangkan oleh Dr. Don Kirkpatrick dalam disertasinya tahun 1954 di University of Wisconsin Business School. Model Kirkpatrick adalah alat yang dapat Anda gunakan untuk mengukur efektivitas program pelatihan dalam bisnis Anda. Ini menggunakan empat metrik yang berbeda - reaksi, perilaku, pembelajaran dan hasil - untuk menganalisis program pelatihan.
Reaksi
Langkah pertama dalam mengukur keefektifan program pelatihan adalah dengan segera memahami bagaimana perasaan peserta tentang hal itu. Mengukur reaksi itu cepat, sederhana, dan murah, dan meskipun tidak bisa memberi Anda perasaan terperinci tentang dampak pelatihan, itu bisa membantu Anda memastikan bahwa para peserta merasa positif tentang hal itu. Tidak peduli seberapa mahal atau kelihatannya program pelatihan itu bagus, jika peserta tidak senang, mereka cenderung tidak melaksanakan pelajarannya.
Belajar
Langkah selanjutnya dari model pengukuran adalah untuk menganalisis seberapa banyak peserta benar-benar belajar. Pada saat yang sama, model juga melihat apakah mereka belajar apa yang ingin diajarkan oleh kursus. Merancang tes untuk belajar lebih menantang dan membutuhkan sedikit lebih banyak nuansa karena Anda tidak melihat apa yang peserta dapatkan, tetapi sebaliknya, pada apa yang sebenarnya mereka keluarkan dari kelas.
Tingkah laku
Perasaan dan pembelajaran yang baik, bagaimanapun, tidak sepenting dalam dunia bisnis seperti perubahan perilaku. Model Kirkpatrick membutuhkan serangkaian penilaian yang mengukur perilaku. Ini sangat menantang karena banyak perubahan dapat terjadi secara halus, membutuhkan mata yang terampil untuk dideteksi. Dalam banyak kasus penilaian tradisional seperti tes atau formulir umpan balik tidak akan berfungsi, membutuhkan analisis di lapangan.
Hasil
Tujuan akhir pelatihan adalah untuk memengaruhi hasil. Biasanya, melihat indikator kinerja utama dapat menunjukkan apakah pelatihan ini efektif. Misalnya, jika tingkat penutupan tim penjualan meningkat dari 10 menjadi 15 persen setelah pelatihan sementara tim yang tidak mengikuti pelatihan tidak meningkat, ini akan menjadi indikator pelatihan yang berhasil. Namun, semakin besar kolam sampel, semakin sulit untuk mengetahui apakah hasil yang meningkat adalah karena pelatihan, atau karena faktor yang tidak terkait.