Perbedaan Gender Dalam Tempat Kerja

Perbedaan gender di tempat kerja biasanya berasal dari faktor sosial, yang memengaruhi perilaku pria dan wanita. Beberapa organisasi menyambut keragaman gender dan mendorong masuknya kedua jenis kelamin ketika membuat keputusan perusahaan dan menawarkan peluang promosi. Organisasi lain mencegah inklusi gender dan mempromosikan bias di tempat kerja. Dengan sebagian besar perusahaan, perbedaan gender menambah nilai dan berbagai perspektif dalam organisasi.

Deskripsi Perbedaan Gender

Perbedaan gender melibatkan faktor fisik dan emosional. Mereka pada dasarnya adalah karakteristik yang mempengaruhi perilaku pria dan wanita di tempat kerja. Pengaruh ini dapat berasal dari faktor psikologis, seperti pengasuhan, atau faktor fisik, seperti kemampuan karyawan untuk melakukan tugas pekerjaan.

Perbedaan juga dapat berasal dari stereotip gender yang terkait dengan pria dan wanita. Misalnya, penilaian stereotip adalah bahwa perempuan termasuk di rumah sementara laki-laki bekerja dan memberikan dukungan. Stereotip sering menyebabkan diskriminasi jenis kelamin di tempat kerja.

Perbedaan dalam Persepsi Gender

Pria dan wanita mengalami perbedaan persepsi di tempat kerja. Menurut buku itu, "Mengelola di Era Perubahan: Keterampilan Penting untuk Mengelola Tenaga Kerja Hari Ini, " oleh Sophie Hahn dan Anne Litwin, jenis kelamin karyawan dapat menggambarkan perbedaan dalam persepsi terkait dengan struktur organisasi, gaya penyelesaian masalah dan pandangan kerja- konflik terkait. Juga, perbedaan dalam gaya kerja individu sangat menonjol.

Menurut buku itu, perempuan memandang bahwa gaya kerja individu harus kolaboratif, di mana setiap orang bekerja sebagai bagian dari keseluruhan. Laki-laki, di sisi lain, menganggap bahwa pekerjaan harus diselesaikan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Wanita juga cenderung menjadi manajer yang lebih suportif, sedangkan pria lebih langsung.

Masalah Hukum yang Melibatkan Gender

Banyak masalah hukum berasal dari pria dan wanita yang diperlakukan secara berbeda atau tidak adil di tempat kerja. Beberapa undang-undang ketenagakerjaan dan ketenagakerjaan mengatur diskriminasi jenis kelamin dan melarang praktik di tempat kerja yang memperlakukan jenis kelamin tertentu secara tidak menguntungkan karena gender. Misalnya, Undang-Undang Hak Sipil melarang diskriminasi pekerjaan, seperti mempekerjakan, memecat, atau menolak untuk mempromosikan karyawan karena jenis kelamin atau gender.

Pengusaha juga harus menyediakan akomodasi khusus untuk masalah yang berkaitan dengan gender, seperti kehamilan dan menyusui. Undang-undang lain seperti Equal Pay Act memastikan laki-laki dan perempuan menerima upah yang sama untuk melakukan pekerjaan yang sama di perusahaan yang sama.

Lebih dari Cukup Pria dan Wanita

Masyarakat, sedikit demi sedikit, berdamai dengan transgenderisme, kesadaran bahwa tidak semua orang cocok dengan rapi ke dalam kotak berlabel "laki-laki biologis" atau "perempuan biologis". Seorang individu transgender mungkin memiliki atribut dari satu jenis kelamin tetapi mengidentifikasi dengan yang lain, atau dapat menghindari penugasan gender tersebut secara bersamaan. Kesadaran individu transgender dapat meminta tempat kerja untuk mengadopsi kebijakan khusus mengenai topik-topik seperti penggunaan kamar kecil atau penghormatan terhadap individu dalam transisi.

Solusi untuk Masalah Gender

Kesalahpahaman antar gender sering menyebabkan konflik di tempat kerja. Pria dan wanita mempersepsikan informasi secara berbeda, yang dapat menyebabkan perasaan dikucilkan atau tuduhan pelecehan atau diskriminasi jenis kelamin.

Manajer dapat mengatasi masalah ini melalui pelatihan dan inisiatif pengembangan yang fokus pada peningkatan kesadaran akan isu-isu terkait gender. Manajer juga dapat mendorong perubahan perilaku karyawan untuk memperkuat hubungan kerja antara pria dan wanita, dan memimpin dengan memberi contoh.

Pesan Populer