Laba Kotor & Metode Persediaan Ritel dalam Akuntansi

Bisnis yang menjual barang perlu menerapkan kontrol inventaris yang efektif untuk melacak aset. Bisnis menggunakan dua metode utama untuk menghitung nilai persediaan akhir: laba kotor atau metode persediaan ritel. Kedua metode pengendalian persediaan ini memiliki aplikasi praktis untuk bisnis yang tidak dapat melakukan inventaris fisik secara teratur. Melakukan inventarisasi fisik tidak selalu memungkinkan karena berbagai alasan, termasuk kurangnya tenaga kerja, bencana alam, dan masalah inventaris lainnya.

Metode Ritel

Ketika pedagang eceran ingin menilai atau memperkirakan persediaan akhir, ia dapat memilih untuk menggunakan metode eceran. Namun, penerapan metode ini hanya akan berfungsi untuk bisnis yang menjual barang dagangan dengan markup yang konsisten. Metode persediaan ini menghitung persediaan akhir dengan mengurangi penjualan aktual dari barang yang tersedia untuk dijual di tingkat ritel. Metode ritel bukan metode evaluasi inventaris yang sangat akurat karena metode ini tidak memperhitungkan barang dagangan yang hilang di tingkat ritel.

Kekurangan

Saat menghitung inventaris menggunakan metode ritel, yang terbaik yang bisa diharapkan oleh sebuah bisnis adalah estimasi realistis. Jika bisnis memiliki fluktuasi harga di tingkat ritel karena penjualan atau promosi, metode persediaan ritel menjadi tidak efektif. Metode ritel juga membuat asumsi historis tentang harga barang dagangan di tingkat ritel. Selain itu, ketika menggunakan metode ritel, suatu bisnis pada akhirnya harus mengambil persediaan fisik untuk menyeimbangkan tingkat persediaan aktual dan tingkat persediaan yang dicatat dalam pembukuan perusahaan.

Metode Laba Kotor

Metode laba kotor menggunakan persentase laba kotor perusahaan untuk menghasilkan persediaan akhir. Sama seperti metode ritel, metode laba kotor tidak memerlukan inventaris fisik. Metode ini bergantung pada laba kotor rata-rata historis untuk menghitung persediaan akhir. Biasanya, perusahaan akan menggunakan laporan pendapatannya untuk menghitung laba kotor dan rata-rata hasilnya seiring waktu.

Keandalan

Bisnis tidak boleh menggunakan laba kotor atau metode persediaan eceran jika tujuannya adalah untuk mendapatkan evaluasi tingkat persediaan yang akurat. Metode laba kotor menggunakan basis historis dan kerugian persediaan untuk menghitung perkiraan tingkat persediaan akhir. Terlalu banyak variabel dapat mempengaruhi hasil total saat menggunakan metode ini. Metode laba kotor dapat, bagaimanapun, memiliki penggunaan yang bermanfaat untuk pengecer barang dagangan di mana biaya unit bukan merupakan faktor dalam menilai penilaian persediaan.

Pesan Populer