Kelemahan dari Model Keputusan Pencampuran

Ada dua pendekatan utama dalam pengambilan keputusan dalam bisnis. Pendekatan rasional berdasarkan logika dan analisis disukai oleh banyak sekolah bisnis. Dalam praktiknya, sebagian besar keputusan dibuat menggunakan model intuitif. Adalah mungkin untuk menggabungkan dua pendekatan. Namun, Anda harus menyadari kelemahan dari memadukan model keputusan.
Model Keputusan
Banyak model keputusan rasional / logis tersedia. Semua didasarkan pada proses pengumpulan dan analisis informasi. Informasi ini kemudian digunakan untuk menginformasikan urutan langkah-demi-langkah dalam memilih alternatif untuk sampai pada suatu keputusan. Pengambilan keputusan intuitif dipahami untuk melibatkan pengakuan isyarat dalam situasi tertentu yang memungkinkan seseorang untuk mengenali pola yang dipelajari dari pengalaman. Pengenalan pola memungkinkan seseorang untuk memilih alternatif yang bisa diterapkan bahkan tanpa secara logis bekerja menuju suatu keputusan.
Model yang Salah
Salah satu kelemahan dari memadukan model keputusan adalah risiko memilih model yang salah untuk membuat keputusan tertentu. Sebagai contoh, para pemimpin militer sangat bergantung pada model rasional / logis untuk perencanaan dan pelaksanaan misi. Setelah aksi dimulai, mungkin tidak ada waktu untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk membuat penyesuaian strategi yang direncanakan. Pengambilan keputusan yang intuitif berdasarkan pengalaman di bawah tekanan waktu seringkali merupakan satu-satunya alternatif untuk tidak membuat keputusan sama sekali. Sebaliknya, jika Anda membuat keputusan bisnis untuk mengalokasikan sumber daya ke proyek baru berdasarkan "firasat" dan bukan pada analisis biaya dan manfaat yang diproyeksikan, Anda cenderung membuat beberapa kesalahan yang sangat mahal.
Distorsi
Penggabungan model keputusan dapat menuntun Anda untuk memungkinkan satu pendekatan untuk memengaruhi dan mengubah yang lain. Harvard Business School menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang digunakan untuk membuat keputusan intuitif dapat secara tidak sadar membiarkan biasnya terhadap tindakan yang diberikan mempengaruhi evaluasi informasi dan pilihan kritis ketika menggunakan model pengambilan keputusan yang rasional. Di sisi lain, terlalu mengandalkan analisis rasional dapat mengarah pada pemilihan solusi konvensional dan menghambat potensi wawasan yang intuitif dan kreatif.
Pertimbangan
Mengandalkan secara eksklusif pada model yang rasional / logis atau intuitif berarti mengorbankan keunggulan yang lain. Pendekatan rasional menawarkan peluang untuk mengembangkan solusi optimal untuk masalah, tetapi cenderung memakan waktu. Pilihan intuitif dapat dibuat lebih cepat dan tidak memerlukan pengeluaran sumber daya untuk mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar informasi. Pengambilan Keputusan Keyakinan menyarankan untuk memilih analisis rasional / logis untuk keputusan yang akan berdampak besar. Ketika potensi dampak negatif dari suatu keputusan kecil, metode intuitif mungkin lebih masuk akal dan hemat biaya.