Kekurangan dari Branding Konsumen
Branding melibatkan pengembangan nama, simbol atau desain untuk mewakili suatu produk di benak konsumen. Misalnya, perusahaan mungkin menampilkan logo merek dagangnya pada kemasan dan dalam iklan. Tujuannya adalah agar konsumen secara langsung mengaitkan logo perusahaan itu dengan produknya, memungkinkan mereka untuk membedakan produk itu dari para pesaingnya. Branding konsumen membantu bisnis mempertahankan citra yang berharga, tetapi teknik ini juga memiliki kelemahan.
Harga Eceran Lebih Tinggi
Upaya branding bisa mahal. Desain produk dan kemasan, kampanye periklanan yang tersebar luas, dan promosi penjualan di dalam toko, misalnya, merupakan upaya yang mahal tetapi diperlukan untuk mengembangkan reputasi perusahaan secara memadai. Akibatnya, harga eceran produk bermerek bisa 20 hingga 30 persen lebih tinggi, menurut buku "Prinsip Pemasaran, " oleh Ashok Jain. Ini adalah kerugian bagi konsumen, yang harus membayar harga lebih tinggi. Ini juga merupakan kerugian bagi produsen, yang harus membenarkan harga yang lebih tinggi kepada publik.
Manfaat sekilas
Manfaat branding menghilang dengan cepat. Sebagai contoh, anggaplah sebuah perusahaan banyak berinvestasi dalam kualitas produk dan layanan pelanggan, mengembangkan reputasi bintang. Akibatnya, banyak konsumen akan loyal kepada merek. Tetapi konsumen yang sama akan pergi dengan cepat jika perusahaan gagal mempertahankan reputasinya, misalnya, dengan mengabaikan kontrol kualitas. Dengan kata lain, branding bukan upaya satu kali. Dibutuhkan perhatian yang mantap terhadap perincian untuk memastikan bahwa semua upaya perusahaan - mulai dari manufaktur hingga iklan hingga dukungan pelanggan - terus mendukung citra merek.
Terkadang tidak ada gunanya
Saat berbelanja untuk kategori produk tertentu, banyak konsumen akan membeli opsi termurah yang memenuhi kebutuhan mereka, terlepas dari nama mereknya. Sebagai contoh, Jain menunjukkan bahwa dalam bukunya bahwa sayuran, buah-buahan, kuku, dan barang-barang yang dapat dipertukarkan lainnya sulit dibedakan dari produk-produk pesaing, membuat branding hampir tidak ada gunanya.
Kerugian Kompetitif
Mengembangkan merek agar kompetitif dengan merek-merek besar melebihi kemampuan sebagian besar bisnis kecil. Iklan berat, misalnya, adalah penghalang biaya bagi banyak usaha kecil, seperti halnya desain paket khusus dan promosi penjualan yang komprehensif. Juga, begitu perusahaan mengembangkan suatu merek, ia harus menyewa seorang pengacara untuk mendaftar dan melindungi merek dagang atau merek layanan untuk memesan hak eksklusif atas merek itu. Perusahaan besar, mampu memiliki keuntungan yang signifikan. Tetapi bisnis kecil dapat mulai mengembangkan mereknya dalam skala kecil, misalnya, dengan menargetkan ceruk konsumen yang sempit di wilayah geografis yang kecil. Kemudian, dengan meningkatnya pendapatan, bisnis dapat memperluas cakupan upaya brandingnya untuk memperoleh segmen pasar yang semakin besar.